Applications for fellowships for PhD studies starting in the academic
year 2012-2013 must be submitted before the following fellowship
application deadlines: 7 February 2012 & 2 October 2012
The
deadlines for paper fellowship applications are always one month before
the online application deadline. The paper fellowship application
deadlines are: 1 January 2012 and 1 September 2012.
Senin, 30 Juli 2012
Beasiswa DIKTI S1 dan S2
Seoul National University (SNU) menawarkan beasiswa untuk program S-1
dan S-2 untuk tahun akademik 2013/2014. SNU akan memberikan sebanyak
240 beasiswa untuk kedua program tersebut.
Adapun bidang studi diprioritaskan untuk menerima beasiswa ini
meliputi Sains dan Pertanian, Administrasi Bisnis, Ilmu Pendidikan,
Teknik, Humaniora, Sosial, Biologi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat
(S-2), Administrasi Pemerintahan (S-2), dan International Studies (S-2).
Bagi yang berminat, skema beasiswa ini meliputi uang kuliah,
tunjangan hidup, tunjangan asrama, serta tiket pulang. Aplikasi dibuka
Juni – Desember 2012 dan informasi detail bisa dilihat dihttp://en.snu.ac.kr/apply/info.
Jumat, 27 Juli 2012
Penerimaan CPNS BPOM 2012
PENGUMUMAN
Nomor : KP.02.02.242.07.12.05691
Nomor : KP.02.02.242.07.12.05691
TENTANG
PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI TAHUN 2012
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI TAHUN 2012
Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI membuka kesempatan kepada Warga Negara
Indoensia Pria dan Wanita yang memiliki integritas dan komitmen tinggi
untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Badan POM RI
Terlampir Informasi yang di butuhkan :
Terlampir Informasi yang di butuhkan :
- Pengumuman Penerimaan CPNS Badan POM
klik disini - Lampiran Pengumuman Penerimaan CPNS Badan POM
klik disini - Rincian Formasi Penerimaan CPNS Badan POM
klik disini
Penerimaan CPNS BPK 2012

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
P E N G U M U M A N
Nomor : 01 /S.Peng/X-X.3/07/2012
PADA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TAHUN 2012
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia membuka kesempatan kepada Warga Negara Indonesia, Pria dan Wanita, berpendidikan Sarjana (S-1) untuk diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Golongan III untuk ditempatkan pada Kantor Pusat/Kantor Perwakilan BPK
RI di seluruh Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut :
PERSYARATAN
1. Persyaratan Akademis untuk Sarjana (dalam skala 4):
a. Lulusan Perguruan Tinggi yang terakreditasi Badan Akreditasi Nasional dengan Kategori A, IPK: minimal 3,00 (Tiga koma nol nol);
b. Lulusan Perguruan Tinggi yang terakreditasi Badan Akreditasi Nasional dengan Kategori B, IPK: minimal 3,25 (Tiga koma dua Lima).
2. Persyaratan Usia Pelamar
Berusia serendah-rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 27 tahun pada tanggal 1 November 2012.
3. Memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 450, diutamakan memiliki sertifikat Institutional Testing Program (ITP) TOEFL.
4. Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil; Calon/Anggota TNI; Calon/Anggota Kepolisian pada saat diangkat sebagai CPNS Pada Pelaksana BPK RI.
CATATAN:
Selengkapnya isi pengumuman penerimaan CPNS BPK 2012, silahkan download:
1. DOWNLOAD PENGUMUMAN DAN PERSYARATAN CPNS BPK 2012
2. DOWNLOAD PANDUAN PENDAFTARAN CPNS BPK 2012
Kamis, 26 Juli 2012
Pengumuman CPNS kemenkes 2012
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P E N G U M U M A N
NOMOR : KP.01.02/II/1212/2012
PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012
Kementerian Kesehatan RI membuka kesempatan bagi Warga Negara
Indonesia lulusan D-III/D-IV/S1/S2 untuk diangkat sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan Tahun 2012 yang akan
ditempatkan di seluruh Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Kesehatan di
seluruh Indonesia (daerah).
I. Tahapan dan Jadwal Kegiatan sebagai berikut :
a. Pengumuman Alokasi Formasi akan ditayangkan pada minggu ke-4
bulan Juli 2012.
b. Pendaftaran registrasi on-line melalui website www.ropegkemenkes.
or.id dan www.depkes.go.id tanggal 31 Juli – 04 Agustus
2012.
c. Pengiriman berkas melalui pos yang ditujukan kepada PO Box masingmasing
Provinsi Peminatan mulai tanggal 31 Juli 2012 dan paling lambat
diterima di PO Box pada tanggal 09 Agustus 2012 jam 15.00 WIB.
II. Alokasi formasi sejumlah 1.416 dengan jenjang pendidikan D-III/DIV/
S1/S2 untuk jenis tenaga perawat, sanitarian, dokter dan dosen
pada Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Kesehatan di seluruh
Indonesia (daerah).
III.Persyaratan dan informasi selengkapnya dapat dilihat pada website
www.ropeg-kemenkes.or.id dan www.depkes.go.id.
IV. Seleksi Penerimaan CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2012 sama sekali
tidak dipungut biaya.
Jakarta, 18 Juli 2012
Tim Pengadaan CPNS Kemenkes TH 2012
TTD
KETUA
REPUBLIK INDONESIA
P E N G U M U M A N
NOMOR : KP.01.02/II/1212/2012
PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012
Kementerian Kesehatan RI membuka kesempatan bagi Warga Negara
Indonesia lulusan D-III/D-IV/S1/S2 untuk diangkat sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kesehatan Tahun 2012 yang akan
ditempatkan di seluruh Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Kesehatan di
seluruh Indonesia (daerah).
I. Tahapan dan Jadwal Kegiatan sebagai berikut :
a. Pengumuman Alokasi Formasi akan ditayangkan pada minggu ke-4
bulan Juli 2012.
b. Pendaftaran registrasi on-line melalui website www.ropegkemenkes.
or.id dan www.depkes.go.id tanggal 31 Juli – 04 Agustus
2012.
c. Pengiriman berkas melalui pos yang ditujukan kepada PO Box masingmasing
Provinsi Peminatan mulai tanggal 31 Juli 2012 dan paling lambat
diterima di PO Box pada tanggal 09 Agustus 2012 jam 15.00 WIB.
II. Alokasi formasi sejumlah 1.416 dengan jenjang pendidikan D-III/DIV/
S1/S2 untuk jenis tenaga perawat, sanitarian, dokter dan dosen
pada Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Kesehatan di seluruh
Indonesia (daerah).
III.Persyaratan dan informasi selengkapnya dapat dilihat pada website
www.ropeg-kemenkes.or.id dan www.depkes.go.id.
IV. Seleksi Penerimaan CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2012 sama sekali
tidak dipungut biaya.
Jakarta, 18 Juli 2012
Tim Pengadaan CPNS Kemenkes TH 2012
TTD
KETUA
Senin, 23 Juli 2012
Pengayakan (Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
Screening dapat juga diartikan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 μm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan.
Derajat Halus Serbuk dan Pengayak
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)
Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia
Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2)
% No. Pengayak % No. Pengayak
Sangat kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah kasar 40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat halus 80 100 80 120 100 120
Keterangan.
1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 m, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.
Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.
Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Menurut Farmakope Indonesia
Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Untuk penetapan keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia, cara yang boleh dilakukan dengan menggunakan pengayak baku yang memenihu persyaratan. Hindari penggoyangan lebih lama, yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar, Masukkan 25-100 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutupyang sesuai. Goyang pengayak dengan arah putaran horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus. Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih dari 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala hati-hati selama penetapan. Hancurkan gumpalan yang terbentuk selama pengayakan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberikan gerakan berputar dan ketukan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan; tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam, mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.
Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV)
Penandaan pengayak Penandaan pengayak
Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak
2 9,5 mm 45 355 m
3,5 5,6 mm 50 300 m
4 4,75 mm 60 250 m
8 2,36 mm 70 212 m
10 2,00 mm 80 180 m
14 1,40 mm 100 150 m
16 1,18 mm 120 125 m
18 1,00 mm 200 75 m
20 850 m 230 63 m
25 710 m 270 53 m
30 600 m 325 45 m
35 500 m 400 38 m
40 425 m
Screen aperture (lubang ayakan)
Lubang pada ayakan dapat dibuat dari rangkaian anyaman kawat atau dari plat yang dilubangi.
Ditinjau sebuah lubang:
Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter kawat yang berbeda pula.
Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi linear.
Contoh : ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch terdapat 10 lubang dan kawatnya.
Maka:
Jarak antar pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in. Aperture = 0,1 – (diameter kawat) in.
Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata diameter kawat = 0,035 in, Maka : Aperture = 0,1 – 0,035 = 0,05 in.
Interval ayakan.
Jika interval ayakan yang dipilih sbb.: 1, 2, 3,..., 8, 9, 10 in, maka interval ini mempunyai kelemahan :
a. antara 1 dan 2 in : perbedaan ukurannya terlalu besar.
b. antara 9 dan 10 in : secara praktek, ukuran dengan kisaran ini hamper sama
c. Untuk partikel berukuran di bawah 1 in sampai 1 mikron akan terdapat dalam satu fraksi.
Saat ini, telah ada standard screen yang digunakan untuk menganalisis distribusi ukuran partikel dari suatu campuran, yaitu mempunyai kisaran 3 in sampai dengan 0,0015 in ( atau 76 mm s/d 38 mikron).
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
Screening dapat juga diartikan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 μm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan.
Derajat Halus Serbuk dan Pengayak
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)
Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia
Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2) Nomor Serbuk1) Batas Derajat Halus2)
% No. Pengayak % No. Pengayak
Sangat kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah kasar 40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat halus 80 100 80 120 100 120
Keterangan.
1) Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2) Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 m, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.
Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.
Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Menurut Farmakope Indonesia
Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Untuk penetapan keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia, cara yang boleh dilakukan dengan menggunakan pengayak baku yang memenihu persyaratan. Hindari penggoyangan lebih lama, yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar, Masukkan 25-100 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutupyang sesuai. Goyang pengayak dengan arah putaran horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus. Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih dari 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala hati-hati selama penetapan. Hancurkan gumpalan yang terbentuk selama pengayakan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberikan gerakan berputar dan ketukan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan; tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam, mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.
Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV)
Penandaan pengayak Penandaan pengayak
Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak Nomor Nominal Ukuran Lubang Pengayak
2 9,5 mm 45 355 m
3,5 5,6 mm 50 300 m
4 4,75 mm 60 250 m
8 2,36 mm 70 212 m
10 2,00 mm 80 180 m
14 1,40 mm 100 150 m
16 1,18 mm 120 125 m
18 1,00 mm 200 75 m
20 850 m 230 63 m
25 710 m 270 53 m
30 600 m 325 45 m
35 500 m 400 38 m
40 425 m
Screen aperture (lubang ayakan)
Lubang pada ayakan dapat dibuat dari rangkaian anyaman kawat atau dari plat yang dilubangi.
Ditinjau sebuah lubang:
Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter kawat yang berbeda pula.
Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi linear.
Contoh : ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch terdapat 10 lubang dan kawatnya.
Maka:
Jarak antar pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in. Aperture = 0,1 – (diameter kawat) in.
Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata diameter kawat = 0,035 in, Maka : Aperture = 0,1 – 0,035 = 0,05 in.
Interval ayakan.
Jika interval ayakan yang dipilih sbb.: 1, 2, 3,..., 8, 9, 10 in, maka interval ini mempunyai kelemahan :
a. antara 1 dan 2 in : perbedaan ukurannya terlalu besar.
b. antara 9 dan 10 in : secara praktek, ukuran dengan kisaran ini hamper sama
c. Untuk partikel berukuran di bawah 1 in sampai 1 mikron akan terdapat dalam satu fraksi.
Saat ini, telah ada standard screen yang digunakan untuk menganalisis distribusi ukuran partikel dari suatu campuran, yaitu mempunyai kisaran 3 in sampai dengan 0,0015 in ( atau 76 mm s/d 38 mikron).
mikromeritik
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata. (1)
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (2).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan(3).
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (3).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (4).
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu (5):
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (5).
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (3).
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
· Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur (3).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini (3).
· Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (3).
· Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.
Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:
|

|

|
|

|

Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode malance.(1).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis
Mikromeritik
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan
teknologi tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan
berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,
volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran
diameter rata-rata. (1)
Untuk
memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan
besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya
suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh
yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada
jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut Pembagi Contoh piring
berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik beberapa contoh
dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak (2).
Ilmu dan
teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi
koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk
lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan(3).
Setiap
kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita
perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran
partikel rata-rata untuk sampel tersebut (3).
Ukuran
partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran
partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap
efek fisiologisnya (4).
Pentingnya mempelajari mikromiretik,
yaitu (5):
1.
Menghitung
luas permukaan
2.
Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3.
Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan
secara per oral, suntikan dan topikal
4.
Pembuatan
obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.
Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode
paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan
pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu.
Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear
(5).
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera
dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan
dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah
yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik.
Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan
ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume,
dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah
garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti
partikel yang diperiksa (3).
Metode-metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran partikel:
·
Mikroskopi
Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu
emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu
slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada
tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan
ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke
sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau
pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke
layar untuk diukur (3).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa
garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut,
yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk
mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi,
jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu
perkiraan yang baik dari distribusi ,
menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian
mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan
metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan
partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan
metode ini (3).
·
Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis
ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak
melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang
disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar
jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala
yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka
membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada
ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan
40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase
mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (3).
·
Dengan
cara sedimentasi
Cara
ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks:
Dasar untuk metode ini adalah Aturan
Stokes:
|

|

|
|

|

Metode yang digunakan dalam penentuan
partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode
malance.(1).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat
kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin
juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar
ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu
batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately coarse, fine and very
fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang
ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu
periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat
pengaduk ayakan secara mekanis
Langganan:
Postingan (Atom)